Al-Qur’an Digital Percetakan Madinah

Perkembangan teknologi modern (digital) juga merambah ke Bidang Al-Quran, yaitu King Fahd Complex Quran Printing menyediakan Al-Qur’an Digital Percetakan Madinah dalam bentuk Digital.

Untuk download silakan klik link ini : https://dm.qurancomplex.gov.sa/download/ => PDF Hitam Putih, ada juga dalam format AI (adobe ilustrator), dan TIF

Format ISO bisa di download pada link ini : http://download.qurancomplex.gov.sa/mushaf-services/v01.00/quranservices.iso

Format ZIP bisa di download pada link ini : http://download.qurancomplex.gov.sa/mushaf-services/v01.00/quranservices.zip

Format RAR bisa bisa di download pada link ini : https://mushaf-services.qurancomplex.gov.sa/?page_id=6

Versi Digital for Windows bisa download disini : https://nashr.qurancomplex.gov.sa/site/ sebelumnya jangan lupa download font disini https://nashr.qurancomplex.gov.sa/download/QCF2504.ttf dan di copy dalam folder => “C:\Windows\Fonts” tanpa tanda kutip

Versi Android bisa di download disini : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kfgqpc.mmn

Untuk versi Audio bisa di streaming di sini : https://audio.qurancomplex.gov.sa/

Untuk font penulisan AL-Qur’an bisa di lihat dan di download sini : https://fonts.qurancomplex.gov.sa/

Untuk membaca dengan bimbangan suara bisa di download sini : https://qsound.qurancomplex.gov.sa/downLoadPage.php?displayLang=In

Sumber : https://qurancomplex.gov.sa/techquran/

 

Majma` Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif, Percetakan Al Quran di Madinah

Madinah merupakan kota suci ke-2 setelah Makkah. Dulukala Madinah bernama Yatsrib yang artinya kota. Orang sering menyebutnya dengan Madinah Al Munawwarah ( kota yang menyembuhkan), atau Madinatun Nabiy (Kota Nabi).

Kota ini sangat bersejarah. Ibu Kota Daulah Islamiyah yang pertama, yang sekaIigus merupakan kota tempat tinggal Rasulullah sekaligus tempat beliau wafat. Kunjungan ke kota Madinah dianjurkan, meskipun demikian, perjalanan ke Madinah bukanlah termasuk dalam ibadah haji.

Di antara tempat yang juga cukup penting untuk dikunjungi di Kota Suci Madinah adalah percetakan mushaf Al-Quran terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 30 juta eksemplar per-tahun. Percetakan khusus Al-Quran tersebut bernama Majma` Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif (King Fahd Complex for Printing the Holy Qur`an) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Urusan Agama, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi.

Percetakan terbesar di dunia tersebut letaknya di kota Madinah yang memang hanya mencetak Al-Qur`an saja, dan mulai beroperasi sejak tahun 1984. Majma`Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif terletak di dalam komplek seluas 250 ribu meter persegi itu dilengkapi juga dengan sejumlah fasilitas lainnya seperti bangunan kantor utama, rumah sakit, gudang, kantin, rumah tinggal karyawan, toko maupun masjid.

Pegawai yang bekerja di komplek ini mencapai 2.000 orang, sebagian besar warga Arab Saudi dan ada juga warga asing. Dari jumlah tadi, 900 orang di antaranya merupakan pengawas dalam pencetakan mushaf Alquran. Mereka terdiri dari para ulama Islam dan penghafal Alquran. Meski demikian, di areal percetakan tak tampak pekerja dalam jumlah besar.Model gedung percetakan itu sendiri bentuknya seperti gudang yang di dalamnya terdapat mesin cetak berukuran besar dalam jumlah banyak, serta mesin potong kertas.

Apabila kita masuk ke lantai dasar, disana akan terlihat lembaran bakal Alquran yang sudah dicetak tapi belum dipotong dengan ketinggian mencapai tiga hingga empat meter. Setiap pegawai menyadari betul akan ketelitian tugasnya dalam pencetakan mushaf Alquran, sehingga jika ditemukan ada tulisan yang salah sedikit saja, maka cetakan itu akan langsung dipisahkan. Proses pencetakan Al-Qur`an sejak penyiapan naskahnya ditulis tangan oleh para ulama ahli Al-Qur`an.

Dalam perkembangannya kemudian, percetakan ini juga melakukan diversifikasi produksi dimana tidak hanya mushaf Al-Quran saja, melainkan pula kaset Al-Quran serta kepingan CD. Percetakan juga mencetak Al-Quran terjemahan dalam 47 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Selain CD, ada juga model CD untuk ditransfer ke dalam MP3. Sedikitnya ada 20 edisi mushaf Al-Qur`an dengan ukuran berbeda, jenis kaligrafi dan riwayahs atau cara baca.

Terdiri dari 7 edisi ukuran besar, enam edisi ukuran normal terbagi dalam 4 riwayahs: Hafs, Warsh, Al Duri, dan Qalun, dan enam publikasi lain. Kapasitas produksi percetakan setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2006 ini saja meningkat hingga mencapai 30 juta eksemplar pertahun terutama setelah pihak kerajaan mendatangkan sejumlah alat cetak baru.Percetakan ini dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 WAS hingga pukul 12.00 WAS kecuali pada hari Kamis dan Jumat yang merupakan hari libur.

Jamaah laki-laki bisa langsung masuk ke areal percetakan, sedangkan, jamaah perempuan hanya boleh masuk ke showroom yang menjual Al-Quran dalam berbagai bentuk di bagian depan percetakan. Di showroom dipamerkan beberapa jenis Al-Qur`an produksi percetakan tersebut, antara lain edisi lux seharga 200 riyal. Apabila kita membeli Al-Quran di showroom ini baik sebagai hadiah atau dibawa pulang serta untuk diwakafkan di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, maka hargnya akan lebih murah dibanding di toko biasa di sekitar masjid dengan selisih harga sekitar 3 hingga10 rial per jenisnya.

Al-Qur`an yang biasa di jual di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram dapat dibeli dengan harga sekitar 26 rial, sedangkan mushaf Al-Qur`an kecil harganya berkisar mulai 12 rial.Seluruh kegiatan produksi cetak di tempat ini dibiayai dari anggaran kerajaan sehingga tidak bersifat profit oriented belaka. Mushaf Al-Qur`an yang dihasilkan, hampir sebagian besar didistribusikan ke negara-negara lain tanpa dipungut biaya apapun.

Sebagian kecil ada yang dijual kepada para pengunjung percetakan di showroom. Untuk keperluan distribusi mushaf Al-Qur`an, pengelolaannya diserahkan ke Kedubes Arab Saudi di masing-masing negara.Namun bukan hanya mushaf saja, produk kaset maupun CD Alquran pun turut didistribusikan secara gratis kepada segenap umat Muslim.

Selamat berkunjung ke Majma` Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif (King Fahd Complex for Printing the Holy Qur`an) di Kota Madinah. Jangan lupa untuk membeli oleh-oleh disini 

Kenapa ID Card Itu Penting Bagi Jamaah Umrah

Para calon jamaah umrah yang akan berangkat, maka harus diketahui bahwa ID Card yang diberikan oleh pihak travel penyelenggara umrah  merupakan item penting yang harus selalu dibawa. ID Card bukanlah aksesoris umrah, tetapi pengganti identitas jamaah umrah selama di tanah suci.

Penyelenggara Travel Umroh yang melepas jamaah di bandara sebelum keberangkatan selalu menghimbau dan mengingatkan jamaah umrah, betapa pentingnya ID Card. Berikut penjelasannya:

Identitas Utama 
ID Card jamaah juga sebagai pengganti identitas jamaah umrah ketika berada di Saudi. Jadi kemanapun jamaah bepergian saat melaksanakan rangkaian ibadah umrah, jamaah harus selalu membawa dan menggantungkan ID Card di leher. Agar pihak lain selain petugas Penyelenggara Travel Umroh lebih mudah mengidentifikasi jamaah.

Berisi Data-Data Penting
ID Card jamaah umrah yang sesuai standar Kementrian Agama Indonesia adalah ID Card yang diterbitkan oleh Sipatuh Kemenag. ID Card tersebut berisi data-data penting jamaah, mulai dari:

Bagian Depan ID Card
– Logo Kemenag
– Logo Sipatuh
– Foto Wajah Jamaah
– Nomor Paspor Jamaah
– Nomor Pasti Umrah
– Nama Travel Agent/Biro Penyelenggara Umrah Jamaah

Bagian Belakang ID Card
– Nama dan Kontak Tour Leader/Pemandu Rombongan
– Nama dan Kontak Muthawwif/Pembimbing Ibadah Rombongan
– Nama Hotel Yang Ditempati Jamaah di Mekkah
– Nama Hotel Yang Ditempati Jamaah di Medinah
– QR Code Jamaah

Semua data yang terdapat pada ID Card merupakan data-data penting. Selain sebagai tanda pengenal, juga akan memudahkan pihak lain untuk menelusuri dan mengidentifikasi jamaah apabila mengalami tersesat saat umrah atau tercecer dari rombongan.

Membantu Ketika Tersesat
Seperti dijelaskan poin 2 di atas, ID Card memuat data-data lengkap tentang jamaah, sehingga apabila jamaah tesesat saat melaksanakan ibadah atau tercecer dari rombongannya, maka apabila ada pihak lain yang menemukan jamaah tersebut akan lebih mudah membantu jamaah menemukan rombongannya kembali.

Sebab, pergi/berangkat ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi dari hotel jamaah menginap menjadi suatu tantangan sendiri karena jalan menuju Masjid sangat ramai apalagi menjelang waktu shalat tiba, sehingga jamaah yang berangkat dengan rombongan dapat terpisah dari rombongan kemudian kehilangan jejak rombongan. Hal ini umumnya dialami oleh jamaah yang sudah berusia lanjut. Dan ID Card inilah yang akan menolong si jamaah kembali ke rombongan atau ke hotel tempat mereka menginap, ketika ia ditemukan oleh pihak lain.

Jangan Pernah Ditinggal
Karena pentingnya fungsi ID Card ini, jamaah umrah diwajibkan untuk selalu membawa dan mengalungkan ID Card di leher, kemanapun jamaah bepergian selama di Saudi. Karena apabila ditinggal dan jamaah umrah mengalami tersesata atau tertpisah dari rombongan, maka pihak lain yang menemukan jamaah akan sulit mengidentifikasi jamaah. Apalagi bila jamaah lupa nama tour leader/muthawwif rombongannya, lupa nama hotel tempatnya menginap, ini akan semakin menyulitkan kondisi jamaah. Jadi, jangan pernah meninggalkan ID Card.